Cerita Tentang Rumah Tinggal dan Kost Tipe ISTIQOMAH. Ibu Henny & Bapak Oki

Mendekati pergantian tahun menuju 2016 ini, saya ingin membahas sebuah konsep rumah tinggal yang disandingkan dengan fungsi hunian kost. Saya namakan rumah ini dengan nama Tipe ISTIQOMAH. Pilihan menu dual fungsi dalam satu bangunan ini tak pernah surut tiap tahunnya dan selalu diminati setiap pemilik rumah yang selalu menghadirkan fungsi bisnis di lingkungan rumahnya.  Umumnya, pemilik rumah mendahulukan membangun rumah kostnya dahulu sebelum rumah tinggalnya, dengan harapan pendapatan rumah kost bisa membiayai sebagian pembangunan rumah tinggalnya. Hal ini merupakan pilihan yang masuk akal, mengingat bisnis kost2-an terbukti menguntungkan . Tentunya rencana rumah tinggal &  kost ini pasti tak lepas dari pertimbangan lokasi  lahan yang cukup strategis untuk fungsi kost. 🙂 

Konsep rumah tinggal dan kost tipe ISTIQOMAH ini rencananya didirikan di lahan berukuran 13,5 x22 m2. Untuk konsep rumah tinggalnya,  bangunan ini menghadirkan akomodasi satu kamar tidur tamu di lantai bawah dan tiga kamar tidur di lantai atas.  Penentuan  zona non publik sengaja di sematkan di lantai 02 sesuai harapan pemilik rumah terkait dengan privasi. Areal lantai 01, praktis hanya diperuntukan untuk ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan yang bermuara pada teras belakang yang dibatasi oleh pintu geser dan jendela kaca yang akan memberi kesan luas lantai 01. Tak lupa musholla saya sematkan di  lantai 01 untuk keperluan ibadah pemilik rumah.  Di taman belakang lantai 01 ini, dalam jangka panjangnya bakal di alokasikan untuk areal kolam renang mini. Pilihan yang menarik bukan?. Rumahku istanaku 😉

Rumah kost tipe ISTIQOMAH ini menyajikan tatanan 11 unit kamar tidur kost yang tiap kamarnya memiliki kamar mandi dalam. Penataan layout yang saya lakukan berdasarkan pertimbangan sirkulasi udara dan cahaya, salah satunya adalah arah cahaya matahari yang dimiliki rumah ini karena bangunan ini menghadap ke sisi barat. Jendela dan pintu kamar saya arahkan ke utara dan selatan untuk mengurangi paparan cahaya matahari ketika sore hari dan tentunya berimbas pada berkurangnya panas di dalam kamar. Maklumlah lokasi bangunan ini ada di Surabaya…panas tahu… :). Walau ada solusi AC, setidaknya fungsi AC bakal lebih maksimal jika kita mengurangi bukaan cahaya di sisi barat. Lalu areal service ini bakal diletakan di lantai 03, termasuk kemungkinan bisnis laundry yang diinginkan pemilik rumah. Asyik yah. 😉

Lingkup layout bangunan secara keseluruhan jelas terlihat  luas bangunan hampir memenuhi kavling. Hal ini sebetulnya bukan pilihan bijaksana karena pentingnya areal sirkulasi udara di sekeliling rumah. Namun dengan beberapa pertimbangan, pemilik rumah lebih memilih pemaksimalan bangunan untuk memenuhi kebutuhan ruang. Sebagai arsitek ya saya hanya bisa menyarankan konsep idealnya saja, keputusan tetap ada pemilik. Saya juga melihat di lingkungan sekitar, rumah tetangga umumnya mengambil opsi memaksimalkan bangunan di lahannya masing2. Idealnya arsitek juga harus bisa menciptakan lingkungan yang ideal pula…yah mau gimana lagi 🙂

Dalam tahapan konstruksinya rumah kost memang akan dibangun terlebih dahulu sebelum rumah tinggalnya. Dampak perencanaannya, tahap ini menghasilkan beberapa pertimbangan konstruksi yang penting, semisal tahapan pondasi yang dikerjakan secara serentak antara rumah tinggal dan kost. Namun tahapan konstruksi selanjutnya hanya pada rumah kostnya saja, sehingga pada saat bangun rumah tinggal nanti proses pondasi sudah tidak diperlukan lagi. Pertimbangan ini bisa bermacam-macam, andai pondasi tak dikerjakan serentak ..ya tak apa tergantung alokasi dan pertimbangan budget saja. Untuk hal ini sebaiknya pemilik rumah berdiskusi dengan arsitek atau perencana rumah agar budget tertata dengan baik.

Semoga posting ini membawa maanfaat. Salam persahabatan selalu

Tetaplah bersahaja dan kreatif ™