Pernah anda berpikir mengapa air bisa meluap di jalanan dan menjadi banjir ketika hujan turun, padahal di samping jalan terdapat saluran air yang bisa menampungya? Banyak kajian yang harus kita bahas untuk menjawab mengapa hal itu bisa terjadi lagi, dan bahasan tentang banjir memerlukan kajian areal yang yang luas seperti kota. Contohnya masalah banjir di Jakarta. Komplit bukan!
Secara teori air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan terpecah menjadi 2 jenis aliran yaitu :
1. Air permukaan (yang terlihat secara fisik oleh kita aliran tersebut), yang kedua air hujan akan meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Aliran ini memerlukan pegelolaan seperti pembuatan saluran air kota yang sering anda lihat, yang nantinya akan dibuang ke saluran yang lebih besar dalm hal ini sungai
2. Air meresap ke dalam tanah sehingga menjadi air tanah.
Pertanyaanya bagaimana komposisi atau perbandingan antara keduanya mana kala air hujan jatuh ke sesuatu permukaan? Tiap permukaan atau media yang menerima air hujan memiliki daya serap yang berbeda karena sifat material. Permukaan tanah pasti memiliki daya serap yang jauh lebih baik dibandingkan dengan permukaan paving stone. Bahkan jenis tanah yang berbedapun menghasilkan daya serap yang berbeda. Nah, begitu daya serap permukaan adalah kecil, maka air akan melimpah menjadi air permukaan.
Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki penyerapan air yang baik karena tertutup oleh bahan beton atau jalan sebagai dampak adanya pembangunan. Sehingga bisa dipastikan begitu banyak limpahan air permukaan yang harus dikelola. Jumlah air permukaan yang lebih banyak dari saluran penampung membuat air permukaan tidak tertampung secara benar hingga melimpah ke jalan bahkan membentuk genangan. Inilah salah satu fenomena yang kita kenal dengan banjir.
Lalu apa yang bisa kita bisa perbuat guna mencegahnya? Sebagai perencana rumah saya berpendapat ada hal kecil yang yang bisa lakukan di dalam merencanakan rumah tinggal kita. Sebagaimana yang saya jelaskan di atas, bahwa di kota-kota besar jumlah permukaan yang memiliki daya serap air semakin sedikit akibat pembangunan. Janganlah anda menjadi salah satu orang yang membuatnya semakin sedikit :).
1. Gunakan bahan paving stone untuk lahan parkir anda atau bahan/material yang memiliki daya serap yang baik, jangan tutup dengan beton atau bahan-bahan material yang membuat air yang tidak terserap ke tanah di lingkungan rumah anda.
2. Rencanakanlah instalasi saluran air buangan dan air hujan dengan baik. Buatlah sumur resapan air hujan (bagaimana cara membuatnya, anda bisa membaca posting mas robbi cahyadi di link berikut ini : http://robbicahyadi.wordpress.com/2009/01/19/membuat-sumur-resapan/). Gunakan prinsip konservasi (perlindungan air bawah tanah), biarkan air meresap ke tanah anda, sehingga tidak terbuang percuma ke saluran kota. Dengan ini anda juga membantu mengurangi beban saluran air kota, yang pada akhirnya merupakan langkah kecil kita mencegah banjir.
3. Buanglah sampah pada tempatnya.jangan buang di saluran air kota atau sungai-sungai
Semoga informasi yang sedikit ini bermanfaat dan menambah kepedulian kita tentang cara membangun yang berwawasan lingkungan.